Rabu, 29 Oktober 2014

Puspa Andini
1211503100
BSI/VII/C
KIATAN FILSAFAT ILMU DAN SASTRA DALAM KONTEK SEJARAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Sejarah perkembangan ilmu adalah salah satu kontek sejarah yang perlu kita ketahui. Hal ini menjadi penting ketika kita mengulas bagaimana sejarah ilmu pengetahuan berkembang sampai sekarang ini. Dalam mempelajari sejarah perkembangan ilmu tentu saja kita tidak biasa mengabaikan dari asal filsafat itu sendiri yaitu Yunani, dengan pembagian klasifikasi secara periodik.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu berkembang dari masa ke masa sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta realitas sosial yang tertuang dalam sebuah karya sastra.
Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya.
Dalam perkembangannya, baik sastra maupun ilmu berkembang berdasarkan berjalannya waktu. Baik dari teori maupun dari segi lainnya. Contohnya sastra Indonesia pada masa pujangga baru dengan angkatan balai pustaka pasti berbeda. Baik dari segi bahasa maupun susunan dari puisinya itu sendiri.
Perkembangan sastra dan filsafat ini saling berkaitan karena sastra timbul dari ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh para ahli terdahulu. Karena sastra sudah memiliki bagian tersendiri dari ilmu yang kemudian diseimbangkan dengan pengetahuan.




1.2  Rumusan Masalah.
Dari paparan diatas dapat di rumusan beberapa pertanyaan untuk  penulisan makalah ini. Adapun pertanyaan sebagai berikut:
1.      Adakah keterkaitan antara perkembangan sastra Inggris dan perkembangan Filsafat Ilmu pada tiap periodesasi?
2.      Apa sajakah karya sastra yang berkembang pada tiap periodesasi?
1.3  Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui keterkaitan antara perkembangan sastra dan Filsafat ilmu pada tiap periodesasi.
2.      Untuk mengetahui karya sastra yang berkembang pada tiap periode.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Filsafat Ilmu
Liang Gie mengemukakan pendapatnya mengenai fisafat ilmu, menurutnya filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dari segala segi dari kehidupan manusia (2012: 61). Landasan dari ilmu mencakup :
o      konsep-konsep pangkal
o      anggapan-anggapan dasar
o      asas-asas permulaan
o      struktur-struktur teoritis
o      ukuran-ukuran kebenaran ilmiah
Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu dimulai dengan aliran rasionalisme, emprisme kemudian kritisisme. Rasionalisme adalah paham yang menyatakan kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan dan analisis yang berdasarkan fakta. Kritisisme merupakan filsafat yang terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio sebelum melakukan pencarian kebenaran.
Sedangkan menurut Riyanto (2011:141) filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistimologis maupun aksiologisnya.
Senada dengan pendapat Riyanto, Jujun S. Suriasumantri mengemukakan bahwa filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu (2009: 33).
2.2 Sastra
Karya sastra bukanlah benda statis yang bisa di maknai satu arah saja, namun tidak terhingga tergantung dari sudut pandang mana kita memandang karya sastra itu sendiri. Sastra bisa di definisikan berdasarkan pada jenis-jenisnya, namun juga memungkinkan bagi kita untuk melihat sastraberdasarkan fungsi yang dibawa oleh karya sastra itu.
Sastra menurut bahasa sangsakerta berasal dari kata “sas” yang artinya ajaran atau pedoman, sedangkan “tra” yang berarti alat atau sarana. Meskipun demikian sastra tidak hanya di definsikan dengan pendekatan bahasa sangsakerta saja, karena banyak defines karya sastra lain yang mengacu pada pola-pola tertentu pada karya sastra. Terdapat banyak pakar yang telah mencoba untuk mendefinisikan sastra berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing.
Pada dasarna, sastra mungkin bisa dilihat sebagai karya seni yang mengunakan bahasa sebagai medium utamanya namun dilain pihak sastra juga di definisakna sebagai alat penyampaian ideology yang mengekspresikan apa yang ada dalam perasaan dan pikiran pengarang yang di utarakan secara lnagsung ataupun tidak langsung. Berikut kit akan membahas pengertian sastra dari bebrapa sudut pandang ahli.
§  Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
§  Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
§  Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
§  Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
§  Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
2.2.1 Genre dalam Karya Sastra
·           Puisi
Menurut Hasjay (2012) Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh bait dan larik, kata-katanya singkat tetapi kaya makna. Juga di bungkus dengan gaya bahasa, baik yang klise, maupun tidak. Namun seiring berkembangnya waktu, puisi pada masa ini tidak terikat lagi oleh banyaknya bait maupun banyaknya larik dalam satu bait. Bahkan kata-katanya lebih singkat dan terbungkus.
·         Drama
Syahfitry (2012) mendfinisikan drama sebagai bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
Jika dicermati secara saksama, drama memiliki dua aspek esensial, yakni aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan dengan seni lakon atau teater. Drama sebenarnya memiliki tiga dimensi, yakni (1) sastra, (2) gerakan, dan (3) ujaran. Oleh karena itu, naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti cerpen atau novel, tetapi lebih daripada itu dalam penciptaan naskah drama sudah dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya
·      Prosa
Prosa merupakan jenis karya sastra dengan ciri-ciri antara lain (1) bentuknya yang bersifat penguraian, (2) adanya satuan-satuan makna dalam wujud alineaalinea, dan (3) penggunaan bahasa yang cenderung longgar. Bentuk ini merupakan rangkaian peristiwa imajinatif yang diperankan oleh pelaku-pelaku cerita, dengan latar dan tahapan tertentu yang sering disebut dengan cerita rekaan. Bentuk ini terbagi atas kategori cerita pendek, novelet, dan novel.
Sebagai cerita rekaan, ia juga harus memiliki unsur-unsur, seperti pengarang, isi cerita, bahasa dan unsur-unsur fiksi. Unsur-unsur cerita rekaan antara lain sebagai berikut (a) tokoh dan penokohan, (b) alur, (c) latar, (d) tema, (e) amanat, (f) sudut pandang, (g) dan gaya bahasa, yang semuanya saling berhubungan sehingga membentuk satu cerita yang utuh.
Pembagian bentuk prosa seperti yang dikemukakan oleh H.B.Yassin adalah cerpen, novel, dan roman. Menurutnya, cerpen adalah cerita fiksi yang habis dibaca dalam sekali duduk. Novel adalah cerita fiksi yang mengisahkan perjalanan hidup para tokohnya dengan segala liku-liku perjalanan dan perubahan nasibnya. sedangkan roman adalah cerita fiksi yang mengisahkan tokoh-tokohnya sejak kanak-kanak sampai tutup usia. Jadi, panjang pendeknya cerita tidak dapat dijadikan patokan. Namun, sekarang ini istilah roman sudah jarang digunakan karena dianggap sama dengan novel

2.3 Periodesasi Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu
Sejarah perkembangan filsafat ilmu dibagi klasifikasikan dengan pembagian klasifikasi secara periodik. Berikut pemaparan pembagian klasifikasi periodesasi menurut Christianto N. Langkay (2012)
     2.3.1 Pra Yunani Kuno (5-7 SM)
Menurut apa yang di kemukakan oleh Christianto, pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai alat pekakas mereka. Sehingga bisa pada masa ini bisa disebut juga sebagai zaman batu.
Zaman batu berkisar antara 4 juta tahun sampai 20.000 tahun sebelum masehi. Sisa peradaban yang ditemkan pada masa ini seperti alat-alat pekakas dari batu, tulang belulang dari hewan, relif, prasasti, gambar-gambar di gua dan banyak lagi.
Evolusi ilmu pengetahuan dapat di runtut melalui sejarah perkembangan yang terjadi di Yunani, Babilonia, Mesir, China, Timur Tengah, serta Eropa.
Maka dapat disimpulkan pada zaman ini manusia belum mengenal ilmu pengetahuan. Tapi tidak menutup kemungkinan pada masa ini sudah mulai mengenal cara menggambar, terbukti dari ukiran gambar-gambar yang terdapat pada gua-gua peninggalan zaman batu.

2.3.2 Zaman Yunani Kuno (Abad 7-12 SM)
Pada zaman ini bisa dibilang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang-orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide atau pun pendapatnya. Pada masa ini pula, Yunani dianggap sebagai gudangnya ilmu dan filsafat. Yunani pada masa ini tidak mempercayai mitologi-mitologi. Serta tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima saja tetapi mencoba menumbuhkan rasa senag menyelidiki secara kritis terhapa suatu hal. Sikap inilah  yang kemudian mnjadikan Yunani tampil menjadi ahli piker yang terkenal sepanjang masa. Thales, Demokrates dan Aristoteles adalah beberapa tokoh yang terkenal pada masa keemasan ini.
2.3.3 Zaman Pertengahan (Abad 12-14 SM)
Zaman pertengahan ini ditandai dengn tampilnya para theolog dalam ilmu pengetahuan. Hamper semua ilmuan pada masa ini adalah theology, sehingga semua aktifitas ilmaiah terkait dengan aktifitas keagamaan. Dengan kata lain seluruh kegiatan ilmuah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Sehingga pada masa ini muncul semboyan “Anchila Theologia” yang artinya dalah abdi agama.
Berbeda dengan abad pertengahan di Yunani yang berada dalam masa kegelapan, Peradaban dunia Islam berada pada masa kebangkitan mereka. Pada abad ini Peradaban Islam telah menemukan beberapa temuan seperti astronomi yang ditemukan pada Zaman Bani Umayyah sebelum Galileo dan Copernicus. Selain itu pada masa ini juga Umat Islam telah mendirikan kedokteran dan Asntonomi di Jundishapur.
Pada masa keemasan ini pula, telah dilalukan penerjemahan karya-karya Yunani sehingga Umat Islam dapat mempelajari karya-karya tersebut. Selain itu Khalifah Al-Makmun telah mendirikan rumah kebijakan atau Baitul Hikmah.
2.3.4 Masa Renaissance (14-17 M)
Renaissance adalah masa-masa dimana ilmu pengetahuan penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Reformasi dan supermasi gereja khatolik Roma sebuah gerakan yang diluncurkan pada masa ini juga bersamaan dengan perkembangan humanism.
Selain itu, zaman ini juga merupakan pemyempurnaan kesenian, keahlian serta ilmu yang diwujudkan kedalam berbagai bidang. Seni musik juga mengalami kemajuan yang berarti. Pada zaman ini Galileo dan Copernicus baru menemukan ilmu astronomi modern yang merupakan titik balik dalam pemikikran ilmu dan filsafat.
Sebenarnya peralihan dari masa Renaissance ke masa modern tidak memiliki garis tegas dimana renaissance ini berakhir dan kapan zaman modern muncul. Tetapi orang menganggap bahwa zaman modern hanyalah perluasan dari Renaissance. Dan juga pemikiran ilmiah membawa manuisa lebih masju kedepan dengan kecepatan yang besar, hal ini berkat kemampuan-kemampuan yang dihasilkan oleh masa-masa sebelumnya. Manusai maju dengan langkah rasaksa dari zaman uap ke zaman listrik kemudian kezaman atom, elekton, radio, televise, roket dan zaman ruang angkasa.
.
2.3.5.       Perkembangan filsafat zaman modern
Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya, masa Renaissance dan Modern sulit untuk ditetapkan kapan Renaissance berakhir dan masa modern di mulai. Tapi yang jelas zaman ini di tandai dengan berbagai bidang ilmiah, serta filsafat dari berbagai aliran. Corak secara keseluruhan adalah sufime Yunani. Paham yang kemudian muncul adalah Rasionalisme, Idelaisme dan Empirisme. Kaum rasionalisme berpendapat bahwa akal adalah alat bterpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Sedangkan aliran idealism mengajarkan hakikat fisik adalah jiwa serta spirit. Ini adalah ide Plato yang memberikan jalan untuk mempelajari paham idealism zaman modern. Para pengikut aliran atau paham ini bersumber pada kritisismenya Imanuel Kant. Fitche (1762-1816) yang disebut sebagai penganut idealism subjektif yang merupakan murid dari Kant. Sedangkan Scelling, filsafatnya di kenal sebagai idealisem objektif. Kedua filsafat ini kemudian di sintesakan dalam filsafat idealism Mutlak Hegel.

2.3.6.       Zaman kontemporer
Zaman kontemporer ini adalah zaman dimana era tahun-tahun terakhir yag kita jalani sampai saat ini. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu pada zaman sekarang adalahbahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang. Beberapa contoh perkembangan ilmu kontemporer adalah: Santri, Priyayi, dan Abangan. Lebih lanjut Semenjak tahun 1960 filsafat ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi yang ditopang penuh oleh positivisme-empirik, melalui penelaahan dan pengukuran kuantitatif sebagai andalan utamanya.
Karya-karya sastra pada masa ini memiliki perbedaan dari karya-karya sastra pada masa-masa sebelumnya, baik dari segi bahasa maupun gaya dari penulisannya.
2.4  Periodesasi Sastra Inggris
Secara garis besar, periodesasi sastra inggris di klasifikasikan kedalam enam periode, berikut paparannya.
2.4.1. Periodesasi Sastra Inggris Kuno
Pertengahan abad ke-5 dianggap sebagai permulaan Sastra Inggris. Kepulauan Britania ditaklukan oleh suku-suku Teutonic, Angles dan Saxons. Suku asli ditaklukan oleh suku-suku tersebut dan tulisan-tulisannya kemudian dikenal dengan nama Anglo-Saxon. Karya-karya Sastra Inggris Kuno masih terseimpan rapi dalam bentuk manuscript di perpustakaan-perpustakaan seperti perpustakaan Museum Inggris, Oxford University, Execeter Catherdal dan sebagian kecil tersebar di beberapa tempat. Beowulf merupakan epos pertama dan terbesar yang lahir pada zaman ini.Bahasa kuno Inggris tidak dapat dibaca kecuali oleh mereka yang secara khsusu mempelajarinya.
2.4.2. Periodesasi Masa Pertengahan
Masa pertengahan ini adalah masa dimana karya sastra yang terpuruk, serta terjadi kestagnanan secara signifikan. Juga pengaruh gereja dan theolog yang mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan.
Karya-karya sastra pada zaman ini masih sama bertemakhan keagamaan yang diusung oleh para rokhaniawan tapi ada satu orang yang mengusung tema berbeda yaitu karya layamon yang mengusung sejarah-sejarah akan legenda inggris sepert Raja Arthur berserta para satrianya, lahir juga “ballad” yaitu yang merupakan sajak-sajak yang tersebar melalui mulut ke mulut, biasanya sajak-sajak ini tak bertuan contohnya cerita Robin hood. Ada juga romance yang hadir mengisi zaman ini, lagi-lagi Raja Arthur menjadi romance paling terkenal sepanjang sejarah karena memakai bahasa yang indah dan digemari oleh anak-anak kecil dan masih banya lagi tentang prosa-prosa yang laahir pada zaman ini
2.4.3. Masa Elizabeth
Masa Elizabeth dalam dunia sastra Inggris dikenal dengan sebutan the Golden Age (masa keemasan). Sastra mengalami puncak perkembangan pada awal masa pemerintahan Elizabeth. Pada masa Elizabeth semua keraguan nampaknya sirna dari sejarah masyarakat Inggris. Setelah masa pemerintahan Edward dan Mary, dengan kekalahan dan kehancuran moral diluar negeri dan kekerasan dan pembrontakan di dalam negeri, pergantian tampuk kekuasaan raja seperti sunrise after a long night.
Elizabeth dengan semua kesombongan dan ketidak konsistensiannya, secara perlahan mencintai Inggris dan kebesaran tanah Inggris; dan hal tersebut telah menginspirasi semua orang dengan patriotisme yang tak terbatas yang dibangga-banggakan dalam Shakespeare dalam karyanya Faery Queen. Dibawah pemerintahannya, negara Inggris berkembang dengan lompatan yang lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya dan sastra Inggris mencapai titik puncak perkembangannnya.
Karakteristik paling menonjol zaman ini adalah adanya toleransi dalam menjalankan praktek kehidupan beragama, yang secara luas memang akibat pengaruh dari ratu Elizabeth. Di bawah kepemimpinannya, Elizabeth menemukan bahwa kerajaan terpecah-belah dengan sendirinya, penduduk bagian utara mayoritas beragama Katolik dan bagian selatan pemeluk Protestan yang fanatik. Skotlandia telah melaksanakan reformasi dengan caranya sendiri dan Irlandia tetap berpegang teguh pada tradisi agama kunonya serta kedua negara ini secara terbuka melakukan pembrontakan
2.4.4. Masa Shakespeare
Pada masa ini karya sastra buah karya Shakespeare mendominasi. Karya awal Shakespeare dapat dianggap sebagai drama historikal. Mungkin karena dia memulai karyanya sebagai dramawan yang mengembangkan karya-karya penulis lain. Secara perlahan ia mulai menemukan kekuatannya sendiri dalam seni.
Pada tahun 1600, dia merupakan pemilik teater the Globe dan the Blackfriars, hal tersebut membuktikan bahwa dia memang seorang yang kaya dalam hal harta.
2.4.5. Masa Puritan Vs Restorasi
Nama puritan dikenalkan pada pertengahan abad ke-16 yang diberikan kepada suatu kelompok di dalam gereja Inggris yang tujuannya adalah untuk membersihkan bentuk-bentuk praktek dan upacara keagamaan. Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan beragama secara langsung diikuti oleh kebebasan dalam berpolitik.
Milton, tidak diragukan lagi sebagai penulis terbesar yang dihasilkan oleh kaum Puritan, merupakan cerminan tipikal orang-orang Puritan. Puisi di usia tuanya ditulis untuk ”justify the ways of God to Man”, tidak diragukan lagi telah memenuhi keinginan orang-orang puritan. John Milton (1608-1674).
Dalam pandangan yang luas, gerakan Puritan dapat dianggap sebagai Renaissance kedua dan terbesar dan pada umumnya semua setuju bahwa pujangga kedua terbesar setelah Shakespeare adalah John Milton.
2.4.6. Masa Romantisme
Paruh pertama abad ke-19 tercatat sebagai the triumph of romanticism in literature dan juga democracy in government. Keduanya berjalan beriringan. Penekanan utama puisi pada awal masa ini adalah bentuk susunannya yang rumit, tanpa menggunakan terlalu banyak perasaan. Heroic couplet banyak digunakan pada bait-baitnya.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keterkaitan antara Perkembangan Sastra Inggris dan Perkembangan Filsafat Ilmu
Setelah diamati secara seksama, terdapat beberapa keterkaitan perkembangan sastra inggris dengan periodesasi filsafat ilmu. Pada periode tertentu, sastra berkembang sesuai dengan ilmu pengetahuan serta gejala-gejala yang terjadi pada tiap periode tertentu. Berikut paparan analisisnya.
3.1.1. Zaman pertengahan >< Zaman pertengahan
Seperti keterangan pada bab sebelumnya, zaman pertengahan ini bangsa Eropa sedang mengalamai masa kegelapan. Dimana semua ilmu didominasi oleh theology. Begitu pula sastra yang berkembang pada masa ini pun tidak luput dari pengaruhnya.
Permasalahan tentang kedatangan agama Kristen ke Britania raya akan semakin elok. Dengan subjudul yang ditulis diatas, kita telah banyak berpikiran bahwa terdapat unsur-unsur agama yang terdapat dalam karya-karya sastra periode pertengahan ini.
Kedatangan agama Kristen ke Inggris tidak akan pernah terlepas dari dua nama besar yang dikenal, dalam beberapa catatan sejarah, dengan nama Pope Gregory 1 dan St Agustinus. Pope Gregory mengirim misionaris ke daerah Inggris pada tahun 596 dan beberapa abad setelah misinya itu, pada tahun 650 an orang-orang Inggris sudah banyak memeluk agama Kristen.
Disisi lain kedatangan agama Kristen banyak mempengaruhi sikap orang-orang terhadap kegiatan tulis menulis. Dan yang paling dominan untuk menjadi seorang penulis adalah Monk (Laki-laki yang mengabdikan dirinya untuk berkerja dan berdoa) dan Nuns (Wanita).
Dari sekitar tahun 1200, beberapa karya religious muncul, sebagian besar karya tersebut dinamakan literature only by exercise of great courtesy. Dari sebagian besar karya religious, terdapat dua penulis yang dapat bertahan. Kebertahanan mereka ini dipicu oleh dua factor kuat, yang pertama karena pengaruh besarnya dan yang kedua karena menghasilkan karya sastra terkenal yang menyumbangkan pandangan sastra baru di Inggris. Penulis tersebut adalah Wycliff dan William Langland.
Karya satra Wycliff yang menjadikannya sebagai ”Father of English Prose” merupakan terjemahan Injil pada abad ke-14. Wycliff sendiri juga menerjemahkan gospel dan Kitab Perjanjian Baru. Yang mengejutkan adalah Wycliff dibakar hidup-hidup karena mengkritik dan menyerang praktek-praktek agama di Inggris.
Kesalahan Wycliff di mata Gereja adalah ketidaksetujuannya atas berbagai dogma agama dan kritik pedasnya terhadap kehidupan dilingkungan gereja. Kontribusinya terhadap Kesusasteraan Inggris adalah sebuah terjemahan langsung kitab Injil ke dalam Bahasa Inggris yang memungkinkan orang membaca dan menginterpretasikan sendiri makna yang ada di dalam kitab Injil. Karena latar belakangnya yang tidak berpendidikan tinggi, Injil Wycliff ditandai dengan gaya yang langsung dan sederhana dan menggunakan acuan bahasa sehari-hari. Hampir semua Kitab Perjanjian baru adalah hasil terjemahannya.
Setelah Wycliff meninggal, kesusastraan Inggris semakin menurun. Tidak ada satupun pujangga yang muncul untuk dapat dinikmati karyanya. Sungguh masa-masa yang sangat sulit untuk kesusastraan Inggris.
3.2.2 Masa Renaissance >< Zaman Puritans vs Restorasi.
Seperti yang telah di bahas sebelumnya renaissance adalah masa-masa dimana ilmu pengetahuan penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Reformasi dan supermasi gereja khatolik Roma sebuah gerakan yang diluncurkan pada masa ini juga bersamaan dengan perkembangan humanism. Begitu pila dengan Zaman puritan, pada zaman ini puritan ini merupakan sebuah kelompok yang membersihkan bentuk-bentuk praktek dan upacara keagamaan. Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan beragama secara langsung diikuti oleh kebebasan dalam berpolitik.
Dalam pandangan yang luas, gerakan Puritan dapat dianggap sebagai Renaissance kedua dan terbesar dan pada umumnya semua setuju bahwa pujangga kedua terbesar setelah Shakespeare adalah John Milton.
Setelah menyelesaikan studinya di universitas, dia banyak belajar di rumahnya di Horton, Buckinghamshire, dan ia berterimakasih pada ayahnya yang mengizinkan dirinya untuk melakukan hal tersebut sebagai persiapan atas sebuah profesi yang lain. Dia menjalani hidup yang bersih, percaya bahwa dia memiliki tujuan yang besar untuk melengkapi karirnya. Pada usia 23 tahun, sedikit hal yang dapat dikerjakan untuk kehidupannya, sebagaimana dinyatakan dalam sonetnya:
How soon hath time, the subtle thief of youth
Stolen on his wing my three and twentieth year!
My hasting days fly on with full career
And my late spring no bud or blossom showeth
.
Diantara sonetnya yang lain, dia menulis satu sonet atas kebutaanya:
When I consider how my light is spent
Ere half my days, in this dark world and wide

Milton percaya pada kebebasan dalam menulis dan berbicara akan memenuhi buku dengan kejujuran perasaan. Berikut tiga baris kata bijaknya:
Opinion in good men is but knowledge in the making
He who destroys good book kills reason itself
A good book is the precious life-blood of a master spirit.
3.3.3 Zaman Filsafat modern >< Zaman Romantisme
Pada masa modern, ilmu pengetahuan menemui titik cerah. Sama halnya dengan karya sastra pada zaman romantisme. Zaman filsafat modern dan romantimisme ini sama-sama berada pa petengahan abad ke 18-19. Pada zaman filsafat modern orang sudah mulai muncul beberapa aliran seperti rasionalisme, empirisme dan idealism.
3.2 Karya Sastra yang Muncul pada Tiap-tiap Periode
Seiring berjalannya karya sastra pada masing-masing periode tentunya memiliki karakteristik yang berbeda beda. Berikut ini adalah karya-karya yang muncul pada tiap-tiap periode perkembangannya.
3.2.1. Karya Sastra
Pembahasan ini akan membahas beberapa karya sastra yang muncul pada tiap-tiap periodenya.
·         Periode Inggris Kuno
Pada periode inggris kuno tidak terlalu banyak karya sastra yang terkenal dan berkembang. Pada periode ini inggris sedang mengalami penaklukan daerah. Northumbrian ditaklukan oleh bangsa Denmark (Danes), yang mengahancur leburkan kerajaan dan perpustakaan-perpustakaan yang berisi karya-karya sastra terdahulu. Pada abad ke-9, sebagai dampak dari penaklukan bangsa Denmark, aktivitas kesusasteraan Inggris berpindah dari Utara ke Selatan. Invasi bangsa Denmark dapat dihentikan oleh kepemimpinan Alfred, Raja Wessex pada tahun 878. Karya sastra yang dapat kita nikmati dari periode ini adalah Epos ”Beowulf”. Karya sastra ini memberika gambaran yang menarik dari kehidupan pada masa itu. Epos tersebut menceritakan kepada kita kerasnya peperangan dan keberanian dari para pemimpin dan kelaparan dari orang-orangnya.kemudian karya sastra lainnya yang muncul pada periode ini adalah Anglo saxon chronicle, Ecclesiactical history of the English people dan Universal history and geoghrapy
·         Periode Masa Pertengahan
Salah satu prosa Inggris terkenal di Abad Pertengahan adalah Morte D’Arthur (Arthur’s Death) ditulis oleh Sir Thomas Malory. Prosa karya Malory mampu menceritakan sebuah cerita secara langsung.
Karya-karya sastra pada zaman ini masih sama bertemakan keagamaan yang diusung oleh para rokhaniawan tapi ada satu orang yang mengusung tema berbeda yaitu karya layamon yang mengusung sejarah-sejarah akan legenda inggris sepert Raja Arthur berserta para satrianya, lahir juga “ballad” yaitu yang merupakan sajak-sajak yang tersebar melalui mulut ke mulut, biasanya sajak-sajak ini tak bertuan contohnya cerita Robin hood. Ada juga romance yang hadir mengisi zaman ini, lagi-lagi Raja Arthur menjadi romance paling terkenal sepanjang sejarah karena memakai bahasa yang indah dan digemari oleh anak-anak kecil dan masih banya lagi tentang prosa-prosa yang laahir pada zaman ini. 
Kesemuanya ini tersambung oleh kuatnya pengaruh perancis baik itu dari bahasanya yang sudah banyak memakai kosakata perancis tapi juga jenis sastranya yang sedikit cerah dan indah. Drama menjadi yang terbaru dari zaman ini, yang dikenalkan oleh para rokhaniawan yang ada di gereja, awalny mereka memainkanya didalam gereja aja tapi lama kelamaan drama mulai menyebar dan meluas itulah yang menyebabkan drama yang awalnya cerita tentang kristus atau banyak diambil dari kitab injil. 
King Arthur dan para kesatrianya.
• Robbin hood.
 
·         Masa Elisabeth
John Donne merupakan pujangga metafisikal terbesar tetapi sulit menemukan karya-karyanya secara utuh. Dia menulis banyak hal bagus tetapi tidak disempurnakan atau diselesaikan. Karya-karya terbaik Donne dalam bentuk nyanyian dan sonet. Berikut salah satu tulisan Donne:
Here lies a she sun an a he moon there
She gives the best light to his sphere
Or each is both, and all, and so
They unto one another nothing love.
Pujangga metafisikal selanjutnya adalah Francis Bacon. Beberapa essays-nya masih terkenal hingga saat ini. Beberapa kata bijak yang terkenal di Inggris berasal dari buku Bacon, khususnya dari essay-nya.
Men fear death as children fear go to in the dark (death)
All colors will agree in the dark (unity in relegion)
Revenge is a kind of wild justice (revenge)
If a man be gracious to strangers, it shows he is citizen of the world (Goodness)
The remedy is worse than the disease (troubles)
Stay a little, that we may make an end the sooner (despacth)
Cure the disease and kill the patient (friendship)
Some books are to be read only in a parts; others to be read, but not curiously; and some few to be read wholly (studies)
A wise man will make more opportunities than he finds.
Selain puisi dan pros, pada ini juga terdapat pentas drama yang terkenal. Drama hiburan yang muncul di luar Morality Plays adalah Interlude, suatu babak yang muncul diantara beberapa penampilan drama yang panjang Salah satu Interlude yang terkenal di zaman ini adalah the Four P’s oleh John Heywood. Berikut adalah kutipan dialog dari the Four P’s:
Yet in all places where I have been,
Of all the women that I have seen,
I never saw nor knew, in my conscience,
Any one woman out of patience.
·         Periode Masa Shakespeare
Karya awal Shakespeare dapat dianggap sebagai drama historikal. Mungkin karena dia memulai karyanya sebagai dramawan yang mengembangkan karya-karya penulis lain. Secara perlahan ia mulai menemukan kekuatannya sendiri dalam seni. Dalam puisi bebasnya Richard the third, makna puisinya terletak pada akhir barisnya:
Oh, I have passed the miserable night,
So full of ugly night, of ghastly dreams
That, as I am a Christian faithful man,
I would not spend another such a night
Though’t were to buy a world of happy days
Pada Richard the second lebih terdapat kebebasan. Walaupun pada akhir baris biasanya berakhir pada jeda sebagaimana adanya, tetapi ada kalanya ketika penekanan makna muncul melalui satu baris ke baris lainnya:
For God’s sake, let us sit up on the ground
And tell sad stories on the death of kings...........
All murderd; for within the holllow crown
That rounds the mortal the temples of a king
Keep death his court
Irama puisi bebasnya masih belum nampak muncul, Shakespeare belum mengembangkan dirinya sebagai master kebebasan yang membawa kesegaran dan kekuatan pada karya-karya selanjutnya tetapi Romeo and Juliet adalah awalnya. Romeo dan Juliet ini adalah karya Shakespeare yang paling popular. Hingga saat ini kita masih bisa menikmati karya tersebut.
Penerus terbesar Shakespeare dalam drama adalah Ben Johnson, dapat juga disebut sebagai sahabat Shakespeare. Dia adalah pujangga dan dramatis paling berpendidikan pada masa tersebut. Karya dramatik Johnson sangat berbeda dengan karya-karya Shakespeare. Berikut salah satu tulisannya:
SONG TO CECILIA
Drink to me only with thine eyes,
And I will pledge with mine;
Or leave a kiss but in the cup,
And I’ll look not for wine.
The thirst that from the soul doth rise
Doth ask a drink divine;
But might I of Jove’s nectar sup, I will not change for thine
·         Periode Puritan
Karya sastra yang muncul pada periode ini adalah sebuah sonnet dari John Milton. Berikut potongan sonetnya:
How soon hath time, the subtle thief of youth
Stolen on his wing my three and twentieth year!
My hasting days fly on with full career
And my late spring no bud or blossom showeth.
Diantara sonetnya yang lain, dia menulis satu sonet atas kebutaanya:
When I consider how my light is spent
Ere half my days, in this dark world and wide
Milton percaya pada kebebasan dalam menulis dan berbicara akan memenuhi buku dengan kejujuran perasaan. Berikut tiga baris kata bijaknya:
Opinion in good men is but knowledge in the making
He who destroys good book kills reason itself
A good book is the precious life-blood of a master spirit
Pandangan matanya mulai memburuk dan pada tahun 1651 Milton mengalami kebutaan total. Dia mulai menjadi tidak terkenal sejak Charles II memimpin, tetapi dari sinilah lahir tiga karya besarnya. Puisi epos besarnya, Paradise Lost, merupakan puisi bebas terbesar, diperkuat oleh kekayaan ilmu dan kekayaan keterampilannya sebagai pujangga. Neraka digambarkan sebagai berikut:
A dungeon horrible on all sides around
As one great furnace flamed – yet from those flames
No light, but rather darkness visible.
Served only to discover sight of woe , region of sorrow,
Doleful shades, where peace
And rest can never dwell , hope never comes
That come to all.
Karya terbesar Milton kedua adalah Paradise Regained (diterbitkan pada tahun 1671) dan yang ketiga adalah Samson Agonistes (1617), sebuah tragedi dalam bentuk drama Yunani, mencerminkan saat-saat terakhir Samson, ketika dia mengalami kebutaan dan dipenjarakan di Gaza Palestina. Dia dipaksa untuk memberikan hiburan kepada penguasa Palestina tetapi seorang kurir kemudian datang dan memberi kabar bahwa Samson telah merobohkan seluruh gedung teater di atas kepala mereka dan juga kepalanya sendiri. Cerita ini secara tidak langsung mencerminkan keadaan diri Milton sendiri, dia mengalami kebutaan selama hampir 20 tahun dan tiga tahun kemudian dia meninggal.
·         Periode Romantisme
Pada periode ini muncul dua nama pujangga besar yang turut menyumbangkan perubahan besar dalam perkembangan karya sastra yaitu William Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge, sering dikenal sebagai the Lake Poets, karena mereka berdua suka tinggal di daerah danau di barat daya Inggris dan hidup di sana. Wordsworth memiliki julukan lain yaitu a pet of nature. Kedua pujangga ini tidak banyak menggunakan bahasa puisi kuno. Wordsworth dipenuhi oleh cintanya pada alam. Ini terbukti pada potongan bait yang terdapat pada puisinya.
WORDSWORTH’S CREATOR OF NATURE
Our birth is but asleep and forgetting
The soul that raises with us, our life’s star,
Hath had elsewhere its setting,
And cometh from afar;
And not in utter nakedness
But trailing clouds of glory do we come
From god, who is our home
I heard among the solitary hills
Low breathing coming after me, and sounds
Of undistinguishable motion
Kemudian Coleridge, puisi Coleridge, the Rime of the Ancient Mariner, muncul pada edisi pertama dari Lyrical Ballads. Puisi berisi tentang seorang lelaki tua yang menggambarkan beberapa kesialan aneh yang menimpa kapalnya. Kisah ini terjadi di South Pole ketika ia menembak seekor burung besar dan setelah kejadian tersebut kutukan menimpa kapalnya. Angin tidak bertiup, persediaan air menipis dan pelaut-pelaut lain meninggal karena kehausan. Pelaut tua tersebut kemudian ditinggalakan sendirian:
Alone, alone, all alone,
Alone on a wide, wide sea,
And never a saint took a pity on me
My soul in agony
The many men so beautiful
And they all dead did lie
And a thousand thaousand slimy things
Lived on, and so I did


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat di tarik beberapa kesimpulan bahwa filsafat ilmu dan sastra sama-sama memiliki sejaranh yang panjang sejalan dengan perkembangan ilmu penegtahuan dan sastra itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari perkembangan pemikiran secara teoritis yaitu yaitu selalu mengacu kepada peradaban dari Yunani. Sama halnya dengan sastra, sastra tidak dapat dipisahkan dengan peradaban manusia yang fleksibel mengikuti perkembangan pemikiran manusia itu sendiri.
Penemuan besar terjadi sepanjang zaman pra Yunani Kuno, pada periode ini banyak filsuf yang bermunculan dengan menggagas pemikiran-pemikiran yang luar biasa. Pemikiran-pemikiran filsuf yang hidup pada masing-masing zaman dapat menambah kekayaan khasanah ilmu pengetahuan.
Didapatkan kesimpulan pula, bahwa ada keterkaitan antara perkembangan ilmu dan sastra, meskipun keterkaitan ini tidak muncul di setiap periode. Ini menunjukan bahwa ilmu dan karya sastra memiliki keterkaitan. Dan sastra yang berkembang pada masing-masing periode memiliki karakteristik yang berbeda-beda.


DAFTRA PUSTAKA

§  Hasjay, Ade. 2012. Jenis-jenis Karya Sastra. http://sastra-inadu.blogspot.com
§  Jujun S. Suriasumantri. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
§  Rahmah. 2012. Macam-Macam Karya Sastra. http://asagenerasiku.blogspot.com
§  Riyanto, Waryani Fajar. 2011. Filsafat Ilmu Topik-topik Estimologi. Yogyakarta: Integrasi Interrkoneksi Press
§  Safitri, Aji Hanna. (2012) Jenis-jenis Sastra. http://hannaajisafitri.blogspot.com
§  The Liang Gie. 2012. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta : Libert


Tidak ada komentar:

Posting Komentar