Rabu, 29 Oktober 2014

Raisa Sadiati Nuur
BSI/VII/C
1211503103
Bidang Kajian Ontologi dalam puisi Robert Frost

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti ThalesPlato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Menurut Iskandar (2013) mengemukakan bahwa Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Thales berpendirian bahwa segala sesuatu tidak berdiri dengan sendirinya melainkan adanya saling keterkaitan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Manusia menghadapi permasalahan mengenai permasalahan bagaimana menerangkan hakikat dari segala yang ada. Secara ringkas ontology membahas atau suatu entitas dengan apa adanya. Kita akan menghadapi dua kenyataan yaitu berupa materi dan rohani. Membicarakan hakikat sangat luas meliputi yang ada dan tidak ada.
Begitupun ontology yang memiliki makna hakikat realitas, dalam karya sastra pun terdapat makna-makna hakikat realitas. Karena puisi memiliki pemaknaan yang mendalam dari setiap kata. Sehingga ketika kita menginterpretasikan puisi tersebut haruslah secara mendalam.
1.1  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana puisi The Road Not Taken karya Robert Frost di lihat dari sudut pandang ontologi?
2.      Apa saja makna hakikat realitas yang terkandung dalam puisi The Road Not Taken karya Robert Frost?

1.2  Tujuan
·         Untuk mengetahui puisi The Road Not Taken karya Robert Frost di lihat dari sudut pandang ontology.
·         Untuk mengetahui makna hakikat realitas yang terkandung dalam puisi The Road Not Taken karya Robert Frost.


BAB II
KAJIAN TEORI
1.      Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan suatu tinjauan kritis reflektis  tentang metode ilmiah, yang digunakan dalam pengembangan ilmu. Filsafat ilmu juga merupakan studi komparasi teori-teori atau paradigma pengembangan ilmu berdasarkan tinjauan tertentu. Filsafat ilmu juga memiliki objek diantaranya adalah ontology pengembangan ilmu, epistimologi pengembangan ilmu, dan aksiologi ilmu. Filsafat ilmu menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :141) merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistimologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu.
Sedangkan menurut The Liang Gie (2012 : 61) filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dari segala segi dari kehidupan manusia. Landasan dari ilmu mencakup :
·         konsep-konsep pangkal
·         anggapan-anggapan dasar
·         asas-asas permulaan
·         struktur-struktur teoritis
·         ukuran-ukuran kebenaran ilmiah
filsafat ilmu merupakan pengetahuan yang keberadaannya bergantung pada hubungan timbale balik dan saling berpengaruh antara filsafat dan ilmu. Dimulai dengan lahirnya aliran rasionalisme, empirisme dan kritisisme. Rasionalisme harus berdasarkan fakta melalui pembuktian, logika. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan filsafat ilmu adalah pemikiran terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.

2.      Ontology
Menurut Hornby (1974), filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang terbentuk dari pencarian pengetahuan tentang watak dan makna kemaujudan atau eksistensi. Filsafat dapat juga diartikan sebagai sistem keyakinan umum yang terbentuk dari kajian dan pengetahuan tentang asas-asas yang menimbulkan, mengendalikan atau menjelaskan fakta dan kejadian. Secara ringkas, dengan demikian, filsafat diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu makna. Hornby menyatakan pula bahwa pengetahuan ialah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi jelas mengenai kebenaran atau fakta. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang diatur dan diklasifikasikan secara tertib, membentuk suatu sistem pengetahuan, berdasar rujukan kepada kebenaran atau hukum-hukum umum.
Sedangkan Ontologi atau bagian metafisika yang umum, membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh yang mengkaji persoalan seperti hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan dan lainnya. Dalam pemahaman ontologi ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran, seperti Monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan agnotisime.
Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak (Bakhtiar , 2004).
Sedangkan menurut Soetriono & Hanafie (2007) Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.
3.      Sastra
Menurut Jacob Sumardjo dan Sainimembagi definisi sastra menjadi lima ppoint penting, point-point tersebuut meliputi:
·         Sastra sebagai seni bahasa.
·         Sastra sebagai ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam.
·         Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa.
·         Sastra sebagai inspirasi kehiduan yang dimateraikan dalam bentuk keindahan.
·         Sastra adalah semua buku yang memuat perasaan moral yang dengan sentuhan kesucian, keluasan pandang dan bentuk yang indah.
Jika diperhatikan secara seksama Sumardjo dan Sumain memfokuskan engertian sastra sebagai lahan untuk mengekspresikan perasaan dengan menggunakan bahasa yang indah, sehingga membentuk sebuah kreatifitas kebahasaan yang mengagumkan. Tapi, yang harus kita sadari adalah tidak semua karya sastra berupa buku, seperti contohnya puuisi dan cerita pendek. Puisi dan cerita pendek biasanya akan dibukukan ketika beberapa karya digabungkan menjadi satu. Namun, tiap-tiap karya tersebut tetap berdiri sendir-sendiri, bukannya melebur menjadi satu.
Oleh karena itu, jika ada cerita pendek ataupun puisi yang digabungkan menjadi satu kesatuan buku kita akan mengenalnya sebagai kumpulan cerita pendek atau kumpulan puuisi karena memang jumlah bait pada puisi kita tidak memungkinkan untuk menjadi satu kesatuan buku yang utuh. Namun, berbeda dengan karya sastra Eropa yang punya satu jenis puisi yang dapat dibukukan, dan puisi tersebut dikenal dengan sebutan epic.
Epic adalah sebutan untuk puisi panjang yang pada umumnya berupa naratif dengan menggunakan karakter pahlawan, tuhan, dan dewa sebagai tokoh utamanya. Epic memang bisa dibukukan menjadi satu kesatuan yang utuhkarena satu epic biasanya memiliki ratusan baris pada tiap babnya.



BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Puisi The Road Not Taken karya Robert Frost di lihat dari sudut pandang ontology
Bila dilihat dari analysis puisi tersebut, puisi ini dapat kita diskusikan dan menyimpulkan bahwa dasar puisi ini merupakan sebuah filsafat. Dengan singkat seseorang menghadapi dua jalan di tengah-tengah perjanannya. Manusia memiliki kecondongan untuk melanjutkan perjalanan melewati salah satu jalan tersebut untuk mencapai satu tujuan. Semua itu kemungkinan suatu saat dimulai dengan berganti dari physical ke spiritual. Disatu sisi pencipta ingin menunjukan atau mencerminkan pada suatu waktu tertentu dikehidupan manusia, ketika kita harus memilih satu diantara satu dan yang lainnya, ada sebuah tinjauan kembali mengenai pilihannya yang nanti akan member pengaruh terhadap fase istirahat di kehidupan kita.
Sedangkan menurut Soetriono & Hanafie (2007) Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.
Dalam kenyataannya antara puisi The Road Not Taken karya Robert Frost hubungannya dengan ontologi memang ada keterkaitan. Salah satunya adalah memaknai tentang kehidupan. Keduanya sama antara puisi Frost dan ontologi menafsirkan hakikat realita. Dalam hal ini mengenai kehidupan manusia.
3.2. Makna hakikat realitas yang terkandung dalam puisi The Road Not Taken karya Robert Frost
Karya Sastra banyak jenisnya, tidak hanya puisi tapi juga ada drama, prosa. Puisi banya menyimpan arti emndalam mengenai makna kehidupan cinta, kematian, dan sebagainya. Puisi dapat mengekspresikan suasana hati seseorang atau penciptanya yang tidak bisa di perlihatkan dengan bentuk aslinya. Oleh karenanya banya orang yang mengekspresikan suasana hati dengan menulis puisi. Namun puisi pula dalam menginterpretasikannya dapat berbeda-beda sesuai pengalaman hidup seseorang yang membacanya. Dengan kata lain, seorang pembaca dapat berbeda-bedaketika memaknai sebuah puisi.
Dari penjelasan kajian teori di bab sebelumnya. Penulis mengambil contoh puisi berjudul “The Road Not Taken” karya Robert Frost.
Two roads diverged in a yellow wood
And sorry I could not travel both
And be one traveler, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth

Then look the other, as just as fair,
And having perhaps the better claim,
Because it was grassy and wanted wear
Though as for that the passing there
Had worn them really about the same,

And both that morning equally lay
In leaves no step had trodden black.
Oh, I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads on to way,
I doubted if I should ever come back.

I shall be telling this with a sigh
Somewhere ages and ages hence
Two roads diverged in a wood , and I
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.
Dari penjelasan mengenai ontology, ontology adalah sebuah ilmu yang membahas mengenai hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality. Sekarang mengenai bagaimana puisi tersebut dipandang dari sudut pandang ontology.
Robert Frost adalah seorang pujangga yang telah banyak menciptakan puisi. Dalam setiap karyanya Frost selalu bercerita tentang perjalan hidup seseorang di dunia. Setiap puisi selalu menyajikan realita dan pilihan kehidupan manusia yang harus manusia pilih sendiri. Begitu pula dalam puisi yang berjudul The Road Not Taken. Seperti dalam kutipan berikut Two roads diverged in a yellow wood, And sorry I could not travel both, And be one traveler, long I stood. Diceritakan bahwa ada seorang yang sedang melakukan perjalanan, dia menemukan dua persimpangan jalan, kedua jalan itu dapat mengantarkan dia menuju tujuannya. Dalam realitas, hal seperti itu merupakan sebuah analogi kehidupan manusia yang selalu dihadapkan pada dua pilihan. And looked down one as far as I could To where it bent in the undergrowth. Satu jalan digambarkan dengan jalan yang penuh dengan semak belukar dan gelap. Ini sebuah analogi bahwa kehidupan pun ada jalan berliku dan sukar untuk dijalani manusia Then look the other, as just as fair, And having perhaps the better claim, Because it was grassy and wanted wear. Sedangkan jalan yang lain digambarkan dengan padang rumput yang indah. Menggambarkan kehidupan manusia yang lurus tanpa ada masalah dan gangguan.
Sesuai dengan ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak (Bakhtiar , 2004). Kehidupan yang digambarkan dalam puisi juga memiliki makna sama bahwa setiap manusia dalam mencapai tujuannya selalu dihadapkan pada dua pilihan. Maka penyelesaiannyaadalah jalan mana yang akan dipilih manusia itu sendiri, apakan jalan yang lurus, terang dan indah atau jalan yang berliku, gelap dan dipenuhi semak belukar.

















BAB IV
PENUTUP
4.      Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Ontologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat sesuatu yang ada atau hakikat dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan Bidang Kajian Ontologi mengkaji segala sesuatu yang ada yaitu ada individu, ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal dan ada yang bersifat mutlak. Sehingga dapat mengetahui nilai-nilai penting yang terdalam dari yang ada.
Hubungan antara puisi The Road Not Taken karya Robert Frost hubungannya dengan ontologi memang ada keterkaitan. Salah satunya adalah memaknai tentang kehidupan. Keduanya sama antara puisi Frost dan ontologi menafsirkan hakikat realita. Dalam hal ini mengenai kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Gaither, Mary. 1990. “Sastera dan Seni” dalam Sastera Perbandingan: Kaedah dan Perspektif. Newton P. Stallknecht dan Horst Frenz (Ed). Penerjemah Fatmah Zainal. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Iskandar. 2013. Bidang kajian ontologi. Web. http://iskandarxxx92.blogspot.com/2013/01/makalah-bidang-kajian-ontologi.html
Noeng Muhadjir. 2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin
Reaske, Cristoper R. 1966. Analyze Poetry. New York: Monarch Press.
The Liang Gie. 2012. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta : Libert





Tidak ada komentar:

Posting Komentar