Raisa Sadiati Nuur
BSI/VII/C
1211503103
Bidang Kajian Ontologi dalam puisi Robert Frost
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ontologi
merupakan salah satu kajian filsafat yang
paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu
yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat
ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya,
kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Menurut Iskandar (2013) mengemukakan bahwa Thales terkenal
sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan
substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Thales berpendirian
bahwa segala sesuatu tidak berdiri dengan sendirinya melainkan adanya saling
keterkaitan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Manusia menghadapi permasalahan mengenai permasalahan bagaimana
menerangkan hakikat dari segala yang ada. Secara ringkas ontology membahas atau
suatu entitas dengan apa adanya. Kita akan menghadapi dua kenyataan yaitu
berupa materi dan rohani. Membicarakan hakikat sangat luas meliputi yang ada
dan tidak ada.
Begitupun ontology yang memiliki makna hakikat realitas, dalam karya
sastra pun terdapat makna-makna hakikat realitas. Karena puisi memiliki
pemaknaan yang mendalam dari setiap kata. Sehingga ketika kita
menginterpretasikan puisi tersebut haruslah secara mendalam.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana puisi The Road Not Taken karya Robert Frost di lihat dari
sudut pandang ontologi?
2. Apa saja makna hakikat realitas yang terkandung dalam puisi The Road Not
Taken karya Robert Frost?
1.2 Tujuan
·
Untuk mengetahui puisi
The Road Not Taken karya Robert Frost di lihat dari sudut pandang ontology.
·
Untuk mengetahui makna
hakikat realitas yang terkandung dalam puisi The Road Not Taken karya Robert
Frost.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan suatu tinjauan
kritis reflektis tentang metode ilmiah, yang digunakan dalam pengembangan ilmu. Filsafat
ilmu juga merupakan studi komparasi teori-teori atau paradigma pengembangan
ilmu berdasarkan tinjauan tertentu. Filsafat ilmu juga memiliki objek
diantaranya adalah ontology pengembangan ilmu, epistimologi pengembangan ilmu,
dan aksiologi ilmu. Filsafat ilmu menurut Waryani Fajar Riyanto
(2011 :141) merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan
mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistimologis maupun
aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu.
Sedangkan menurut The Liang Gie (2012 : 61)
filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dari
segala segi dari kehidupan manusia. Landasan dari ilmu mencakup :
·
konsep-konsep pangkal
·
anggapan-anggapan dasar
·
asas-asas permulaan
·
struktur-struktur teoritis
·
ukuran-ukuran kebenaran ilmiah
filsafat ilmu merupakan pengetahuan yang
keberadaannya bergantung pada hubungan timbale balik dan saling berpengaruh
antara filsafat dan ilmu. Dimulai dengan lahirnya
aliran rasionalisme, empirisme dan kritisisme. Rasionalisme harus berdasarkan
fakta melalui pembuktian, logika. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan filsafat ilmu adalah pemikiran terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi dari kehidupan manusia.
2. Ontology
Menurut
Hornby (1974), filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang terbentuk dari
pencarian pengetahuan tentang watak dan makna kemaujudan atau eksistensi.
Filsafat dapat juga diartikan sebagai sistem keyakinan umum yang terbentuk dari
kajian dan pengetahuan tentang asas-asas yang menimbulkan, mengendalikan atau
menjelaskan fakta dan kejadian. Secara ringkas, dengan demikian, filsafat
diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu makna. Hornby menyatakan pula bahwa
pengetahuan ialah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi jelas
mengenai kebenaran atau fakta. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang diatur
dan diklasifikasikan secara tertib, membentuk suatu sistem pengetahuan,
berdasar rujukan kepada kebenaran atau hukum-hukum umum.
Sedangkan
Ontologi atau bagian metafisika yang umum, membahas segala sesuatu yang ada
secara menyeluruh yang mengkaji persoalan seperti hubungan akal dengan benda,
hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan dan lainnya. Dalam pemahaman
ontologi ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran, seperti Monoisme,
dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan agnotisime.
Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk
jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak (Bakhtiar , 2004).
Sedangkan menurut Soetriono & Hanafie (2007) Ontologi
yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang
menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan)
serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau
obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa
yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan
keberadaan.
3. Sastra
Menurut Jacob Sumardjo
dan Sainimembagi definisi sastra menjadi lima ppoint penting, point-point
tersebuut meliputi:
·
Sastra sebagai seni
bahasa.
·
Sastra sebagai ungkapan
spontan dari perasaan yang mendalam.
·
Sastra adalah ekspresi
pikiran dalam bahasa.
·
Sastra sebagai inspirasi
kehiduan yang dimateraikan dalam bentuk keindahan.
·
Sastra adalah semua
buku yang memuat perasaan moral yang dengan sentuhan kesucian, keluasan pandang
dan bentuk yang indah.
Jika diperhatikan secara seksama Sumardjo dan Sumain memfokuskan engertian
sastra sebagai lahan untuk mengekspresikan perasaan dengan menggunakan bahasa
yang indah, sehingga membentuk sebuah kreatifitas kebahasaan yang mengagumkan.
Tapi, yang harus kita sadari adalah tidak semua karya sastra berupa buku,
seperti contohnya puuisi dan cerita pendek. Puisi dan cerita pendek biasanya
akan dibukukan ketika beberapa karya digabungkan menjadi satu. Namun, tiap-tiap
karya tersebut tetap berdiri sendir-sendiri, bukannya melebur menjadi satu.
Oleh karena itu, jika ada cerita pendek ataupun puisi yang digabungkan
menjadi satu kesatuan buku kita akan mengenalnya sebagai kumpulan cerita pendek
atau kumpulan puuisi karena memang jumlah bait pada puisi kita tidak
memungkinkan untuk menjadi satu kesatuan buku yang utuh. Namun, berbeda dengan
karya sastra Eropa yang punya satu jenis puisi yang dapat dibukukan, dan puisi
tersebut dikenal dengan sebutan epic.
Epic adalah sebutan untuk puisi panjang yang pada umumnya berupa naratif
dengan menggunakan karakter pahlawan, tuhan, dan dewa sebagai tokoh utamanya.
Epic memang bisa dibukukan menjadi satu kesatuan yang utuhkarena satu epic
biasanya memiliki ratusan baris pada tiap babnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Puisi The Road Not Taken karya Robert Frost di lihat dari sudut pandang
ontology
Bila dilihat dari analysis puisi tersebut, puisi ini dapat kita
diskusikan dan menyimpulkan bahwa dasar puisi ini merupakan sebuah filsafat.
Dengan singkat seseorang menghadapi dua jalan di tengah-tengah perjanannya. Manusia
memiliki kecondongan untuk melanjutkan perjalanan melewati salah satu jalan
tersebut untuk mencapai satu tujuan. Semua itu kemungkinan suatu saat dimulai
dengan berganti dari physical ke spiritual. Disatu sisi pencipta ingin
menunjukan atau mencerminkan pada suatu waktu tertentu dikehidupan manusia, ketika
kita harus memilih satu diantara satu dan yang lainnya, ada sebuah tinjauan
kembali mengenai pilihannya yang nanti akan member pengaruh terhadap fase
istirahat di kehidupan kita.
Sedangkan menurut Soetriono & Hanafie (2007) Ontologi
yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang
menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan)
serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau
obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa
yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan
keberadaan.
Dalam kenyataannya antara puisi The Road Not Taken karya Robert
Frost hubungannya dengan ontologi memang ada keterkaitan. Salah satunya adalah memaknai
tentang kehidupan. Keduanya sama antara puisi Frost dan ontologi menafsirkan
hakikat realita. Dalam hal ini mengenai kehidupan manusia.
3.2. Makna hakikat realitas yang terkandung dalam puisi The Road Not Taken
karya Robert Frost
Karya Sastra banyak jenisnya, tidak hanya puisi tapi juga ada drama,
prosa. Puisi banya menyimpan arti emndalam mengenai makna kehidupan cinta,
kematian, dan sebagainya. Puisi dapat mengekspresikan suasana hati seseorang
atau penciptanya yang tidak bisa di perlihatkan dengan bentuk aslinya. Oleh
karenanya banya orang yang mengekspresikan suasana hati dengan menulis puisi.
Namun puisi pula dalam menginterpretasikannya dapat berbeda-beda sesuai
pengalaman hidup seseorang yang membacanya. Dengan kata lain, seorang pembaca
dapat berbeda-bedaketika memaknai sebuah puisi.
Dari penjelasan kajian teori di bab sebelumnya. Penulis mengambil contoh
puisi berjudul “The Road Not Taken” karya Robert Frost.
Two roads diverged in a yellow wood
And sorry I could not travel both
And be one traveler, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth
Then look the other, as just as fair,
And having perhaps the better claim,
Because it was grassy and wanted wear
Though as for that the passing there
Had worn them really about the same,
And both that morning equally lay
In leaves no step had trodden black.
Oh, I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads on to way,
I doubted if I should ever come back.
I shall be telling this with a sigh
Somewhere ages and ages hence
Two roads diverged in a wood , and I
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.
Dari penjelasan mengenai ontology, ontology
adalah sebuah ilmu yang membahas mengenai hakikat yang ada, yang merupakan ultimate
reality. Sekarang mengenai bagaimana puisi tersebut dipandang dari sudut
pandang ontology.
Robert Frost adalah seorang pujangga yang
telah banyak menciptakan puisi. Dalam setiap karyanya Frost selalu bercerita
tentang perjalan hidup seseorang di dunia. Setiap puisi selalu menyajikan
realita dan pilihan kehidupan manusia yang harus manusia pilih sendiri. Begitu
pula dalam puisi yang berjudul The Road Not Taken. Seperti dalam kutipan
berikut “Two roads
diverged in a yellow wood, And
sorry I could not travel both, And
be one traveler, long I stood”. Diceritakan bahwa ada seorang yang sedang melakukan
perjalanan, dia menemukan dua persimpangan jalan, kedua jalan itu dapat
mengantarkan dia menuju tujuannya. Dalam realitas, hal seperti itu merupakan
sebuah analogi kehidupan manusia yang selalu dihadapkan pada dua pilihan. “And looked down one as far as I could To
where it bent in the undergrowth”. Satu jalan digambarkan dengan jalan yang
penuh dengan semak belukar dan gelap. Ini sebuah analogi bahwa kehidupan pun
ada jalan berliku dan sukar untuk dijalani manusia “Then look the other, as just as fair, And
having perhaps the better claim, Because
it was grassy and wanted wear”. Sedangkan jalan yang lain digambarkan dengan padang
rumput yang indah. Menggambarkan kehidupan manusia yang lurus tanpa ada masalah
dan gangguan.
Sesuai dengan ontologi adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk
jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak (Bakhtiar , 2004). Kehidupan
yang digambarkan dalam puisi juga memiliki makna sama bahwa setiap manusia
dalam mencapai tujuannya selalu dihadapkan pada dua pilihan. Maka
penyelesaiannyaadalah jalan mana yang akan dipilih manusia itu sendiri, apakan
jalan yang lurus, terang dan indah atau jalan yang berliku, gelap dan dipenuhi
semak belukar.
BAB IV
PENUTUP
4. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Ontologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat sesuatu
yang ada atau hakikat dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan Bidang Kajian
Ontologi mengkaji segala sesuatu yang ada yaitu ada individu, ada umum,
ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal dan ada yang bersifat mutlak.
Sehingga dapat mengetahui nilai-nilai penting yang terdalam dari yang ada.
Hubungan antara puisi The Road Not Taken karya Robert Frost
hubungannya dengan ontologi memang ada keterkaitan. Salah satunya adalah
memaknai tentang kehidupan. Keduanya sama antara puisi Frost dan ontologi
menafsirkan hakikat realita. Dalam hal ini mengenai kehidupan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Gaither, Mary. 1990. “Sastera dan Seni” dalam Sastera
Perbandingan: Kaedah dan Perspektif. Newton P. Stallknecht dan Horst Frenz
(Ed). Penerjemah Fatmah Zainal. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.Iskandar. 2013. Bidang kajian ontologi. Web. http://iskandarxxx92.blogspot.com/2013/01/makalah-bidang-kajian-ontologi.html
Noeng Muhadjir. 2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Rake Sarasin
Reaske, Cristoper R. 1966. Analyze Poetry. New York: Monarch Press.
The Liang Gie. 2012. Pengantar Ilmu Filsafat.
Yogyakarta : Libert
Tidak ada komentar:
Posting Komentar