Rabu, 29 Oktober 2014

Vini Fitriyani
1211503145
Uts Filsafat Ilmu
Kajian Ontologi dalam Karya Sastra Chairil Anwar
BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun setiap jawaban-jawaban tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus mengujinya dengan metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini bukanlah kebenaran yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu kebenaran yang bisa diukur dengan cara-cara ilmiah.
Diera modernisasi ditandai dengan perkembangan ilmu yang sedemikian cepat. Awalnya perkembangan ilmu secara garisbesar terdapat dua bidang pembagian ilmu pengetahuan, yakni ilmu alam dan ilmu social. Dinamika perkembangan masyarakat telah memunculkan bidang ilmu yang lain, seperti ilmu humaniora. Perkembangan ilmu alam, ilmu social, dan ilmu humaniora juga mengalami percepatan dan kemajuan. Hal ini tidak lepas dari perdebatan antara para ilmuan mengenai bidang ilmu mana yang lebih cepat mengalami kemajuan.
Terlepas dari perdebatan menganai bidang ilmu mana yang lebih ceat berkembang dan lebih maju, baik ilmu-ilmu alam dan ilu-ilmu social tetap dibutuhkan manusia dalam kehidupan ini. Dilihat dari landasan berfikir, objek material, kajian, dan fungsinya yang berbeda, seharusnya baik ilmu alam maupun social mampu saling mendukug.  Penjelasan mengenai perbedaan keduanya dan menunjukkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi dalam suatu hubungan timbale balik yang sepadan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan ilmu alam dan ilmu social ?
2.      Bagaimana perbedaan ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu social dilihat dasar ontology ?
3.      Bagaimana sebuah karya sastra puisi karya Khairil Anwar dalam kajian ontology ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui pengertian tentang ilmu alam dan ilmu social.
2.      Mengetahui perbedaan ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu social dilihat dari dasar ontology.
3.      Mengetahui sebuah karya sastra puisi karya Khairil Anwar dalam kajian ontology.




BAB II
Kajian Teori
A.    Pengertian Ilmu Alam dan Ilmu Sosial
Ilmu Alam, yang dalam bahasa inggrisnya disebut dengan istilah nature science, atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dan dimanapun. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fidik dan nonmanusia tentang bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu social, humaniora, teologi, dan seni.
Tingkat kepastian ilmu alam relatf tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti. Disamping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah “ilmu alam” kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini istilah ilmu alam dapat menjadi alternative bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis dan di bedakan dari ilmu fisik.
Ilmu social atau ilmu pengetahuan social adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora kerena menekankan penggunaan metode ilmiah delam pempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif dan kualitatif.
Ilmu social, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subyektif, inter-subyektif dan obyektif atau structural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibandingkan dengan ilmu alam. Namun sekarang beberapa bagian dari ilmu social telah banyak menggunakan metode kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian social terhadap prilaku manusia serta factor social dan lingkungan yang mempengaruinya telah membuat benyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu social.
B.     Perbedaan Ilmu Alam dan Ilmu Sosial dilihat dari Dasar Ontologi
Cabang utama metafisika adalah Ontologi. Ontology merupakan studi mengenai ktegorisasi benda-benda dialam dan hubungan antara satu dan lainnya. Istilah “ontology” berasal dari kata Yunani ‘onta’ berarti “ yang ada secara nyata”, atau “kenyataan yang sesungguhnya”. Sedangkan istilah “logi” berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti “studi tentang” atau “uraian tentang”.
Ontology merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologism dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan.
Ontology adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontology mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu, bagaimana wujud hakikatnya, serta bagaimana hubungannya dengan daya tangkap manusia yang berupa pikir, merasa, dan meng-indera yang membuahkan obyek pengetahuan. Objek telaah ontology tersebut adalah yang tidak terlihat pada satu perwujudan tertentu, yang membahas tentang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meiputi segala reealitas dalam semua bentuknya.
Adanya segala sesuatu merupakan suatu segi dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan antara benda-benda dan makhluk hidup, antara jenis-jenis dan individu-individu. Dari pembahasan nya muncul dalam beberapa aliran berfikir, yaitu :

1.      Matelialisme
Aliran yang mengatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada itu adalah materi. Sesuatu yang ada (yaitu materi) hanya mungkin lahir dari yang ada.
2.      Idealisme (spiritualisme)
Aliran ini menjawab kelemahan dari materialism, yang mengatakan bahwa hakikat dari materialism, yang mengatakan bahwa hakikat pengada itu justru rohani (spiritual). Rohani adalah dunia ide yang lebih hakiki dibandingkan materi.
3.      Dualisme
Aliran ini ingin mempersatukan materi dan ide, yang berpendapat bahwa hakikat pengada (kenyataan) dalam alam semesta ini terdiri dari dua sumber tersebut, yaitu materi dan rohani.
4.      Agnotisme
Aliran ini merupakan pendapat para filsuf yang mengambil sikap skeptic, yaitu ragu atas setiap jawaban yang mungkin pula benar dan mungkin pula tidak.
Secara sederhana ontology dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Dalam mengkaji ilmu dapat berpangkal dari beberapa aliran dalam bidang ontology, yakni realism, naturalism, empirisme. Ilmu merupakan pengetahuan yang menafsirkan ala mini sebagaimana adanya.





BAB III
Pembahasan
A.    Pembahasan melaluli karya sastra
Persoalan-persoalan metafisis dibedakan menjadi 3 persoalan, yaitu : ontology, persoalan kosmologi, dan persoalan antropologi. Ahli metafisika berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai duni, termasuk keberadaan sifat, ruang, waktu, hubungan sebab-akibat, dan kemungkinan. Namun dilapangan , penggunaan istilah “metafisika”  telah berkembang untuk merujuk pada hal-hal yang diluar dunia fisika. “took buku metafisika” , sebabagai contoh, bukan lagi menjual buku mengenai ontology, melainkan lebih kepada buku-buku mengenal ilmu gaib, pengobatan alternative dan hal-hal sejenisnya. Seperti jugadi dunia seni dan puisi yang sekarang banyak puisi-puisi atau karya sastra lainnya yang lebih menonjolkan diri ke sesuatu yang bersifat religi. Seperti sebuah karya sastra berupa puisi yang dikarang oleh Chairul Anwar dibawah ini,
SORGA
Seperti ibu + nenek ku juga
Tambah tujuh keturunan yang lalu
Aku minta pula supaya sampai di sorga
Yang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai susu
Dan bertabur bidadari beribu
Tapi ada suara menimbang dalam diriku
Nekat mencemooh : Bisakah kiranya
Berkering dari kuyup laut biru
Gamitan dari tiap pelabuhan gimana ?
Lagi siapa bisa mengatakan pasti
Disitu memang memang ada bidari
Suaranya berat menelan seperti Nina, punya
Kerlingnya Jati ?

       Malang, 25 Februari1947

Kata yang di bold itu menandakan bahwa metafisika yang selalu di kaitkan dengan keadaan yang tidak reall atau tidak dengan kenyataan yang sesungguh nya ada di dunia ini, dan tidak terlihat oleh panca indera. Dengan demikian maka metafisika keilmuan yang berdasarkan kenyataan yang sebagaimana adanya (das sein) menyebabkan ilmu menolak premis moral yang bersifat seharusnya (das sollen).
Ilmu justru merupakan pengetahuan yang biasa dijadikan alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang mencerminkan das sollen dengan jalan mempelajari   das sein agar dapat menjelaskan, meramalkan, serta mengontrol gejala alam.
Kecenderungan untuk memaksakan, meramalkan nilai moral secara dogmatic kedalam argumentasi ilmiah akan mendorong kedalam argumentasi ilmiah akan mendorong ilmu surut ke belakang ke jaman Copernicus dan mengundang kemungkinan berlangsung nya inquisisi ala Galileo pada jaman modern.
Di samping itu juga, metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat zat dengan pikiran. Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua :
1.      Ada sebagai yang ada pengetahuan yang mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, yang bisa dutangkap panca indera.
2.      Ada sebagai Illahi, keberadaan yang mutlak, bergantung pada yang lain, yakniTuhan ( Illahi berarti tidak di tangkap oleh panca indera).

BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Ditnjau dari perspektif ontology, perbedaan ilmu-ilmu alam dan social yakni ilmu-ilmu alam merupakan cabang dari filsafat alam, sedangkan ilmu-ilmu social merupakan cabang dari filsafat moral. Ilmu-ilmu alam kemudian terbagi menjadi ilmu alam dan ilmu hayat. Ilmu alam terbagi lagi menjadi fisika, kimia, astronomi, dan ilmu bumi. Ilmu-ilmu social terbagi menjadi antropologi, psikilogi, ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik.
Pemahaman secara ontology antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social penting dilakukan oleh berbagai pihak, karena dengan kajian tersebut dapat member penjelasan batasan-batasan antara keduanya. Dilain sisi, pengetahuan tentang btasan epistemology juga perlu dipahami, oleh berbagai pihak agar tidak salah dalam menganalisis ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social dengan metode pengguanaan metode yang tidak tepat.
  


Daftar Pustaka

www.belongtosarah.blogspot.in/2013/04/makalah-filsafat-ilmu-epistemologi.html?m=1
https://anggun0nggi.wordpress.com/2013/02/23/makalah-filsafat-ilmu-sumber-sumber-epistemologi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar