Rifqi
Iqbal Muharram
1211503112
BSI/VII/C
Pendidikan
dalam ‘Kaca Mata’ Filsafat
1.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan sebuah kata yang sangat sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari, sebab pendidikan merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh hampir
semua orang dari lapisan masyarakat. Pendidikan itu sendiri diartikan sebagai
proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang
lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Dunia
pendidikan terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir
pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut
sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut para pakar pendidikan mengkritisi dengan cara membuat teori pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai suatu cita- cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
dan tepat dalam berbagai lingkungan. Sementara itu, teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan
prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Proses
pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan
dengan menggunakan teori-teori pendidikan.
Dalam prosesnya, teori pendidikan tersebut berasal
dari filsafat. Filsafat tersebut memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan
pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan
mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan
dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu
menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni
mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau
miskonsepsi pada diri peserta didik.
2.
Rumusan Masalah
2.1. Apa
yang dimaksud dengan filsafat dan filsafat pendidikan?
2.2. Bagaimana
pandangan filsafat tentang pendidikan?
3.
Tujuan Penelitian
3.1. Untuk
mengetahui pengertian dari filsafat dan filsafat pendidikan.
3.2. Untuk
mengetahui pandangan filsafat tentang pendidikan.
4.
Kajian Teori
4.1. Pengertian
Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari dua kata philos yang berarti cinta atau suka, dan sophia
berarti pengetahuan atau kebenaran. Maka philosophia adalah cinta pada
pengetahuan/kebijakan/kebenaran. Sehingga kajian dari filsafat adalah alam
pikiran atau alam berpikir untuk menggali kebenaran atau menggali hakekat
sesuatu.
Plato dalam Rapar (1996) menjelaskan
bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli
dan murni. Hal senada juga diungkapkan Gazalba, dia berargumen bahwa
berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang
segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
Sementara itu, Bakry berargumen bahwa filsafat
adalah ilmu yg menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu. Jadi
yang dimaksud dengan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha untk
mencari kebenaran dengan berfikir radikal, sistematik dan universal yang
menyelidiki dengan mendalam mengenai ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia.
4.2. Pengertian
Filsafat Pendidikan
Filsafat, selain memiliki lapangan
tersendiri, ia memikirkan asumsi fundamental cabang-cabang pengetahuan lainnya.
Apabila filsafat berpalilng perhatiannya pada sains, maka akanlahir filsafat
sains. Apabila filsafat menguji konsep dasar hukum, maka akan lahir filsafat
hukum. Dan, apabila filsafat berhadapan dan memikirkan pendidikan, maka akan
lahirlah filsafat pendidikan.
Al-Syaibany dalam Uyoh Sadulloh (2009)
menyatakan bahwa filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan
kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu mencerminkan satu segi
dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis. Jadi,
filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman
kemanusian merupakan faktor yang integral atau satu kesatuan.
5.
Pembahasan
Filsafat mempunyai pandangan
hidup yang menyeluruh dan sistematis sehingga menjadikan manusis berkembang,
maka hal semacam ini telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar dapat
terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. Penuangan pemikiran ini dituangkan
dalam bentuk kurikulum. Dengan kurikulum itu sistem pengajaranya dapat terarah,
lebih dapat mempermudah para pendidik dalam menyusun pengajaran yang akan
diberikan peserta didik.
Filsafat pendidikan sebagai
suatu sumber lapangan studi bertugas merumuskan secara normatif dasar-dasar dan tujuan
pendidikan, hakikat
dan sifat manusia, hakikat dan segi-segi pendidikan, isi moral pendidikan,
sistem pendidikan yang meliputi politik kependidikan, kepemimpinan pendidikan
dan metodologi pengajaranya.
Isi moral merupakan perumusan norma-norma atau nilai spiritual etis yang
akan dijadikan sistem nilai pendidikan atau merupakan konsepsi dasar moral
pendidikan, yang derlaku segala jenis dan tingkat pendidikan.
Sementara itu, sistem
pendidikan bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan teknik-teknik
dan atau pola-pola proses pendidikan dan pengajaran yang makna akan dicapai
akan dicapai dan dibina tujuan-tujuan pendidikan, dan ini meliputi proplematika
kepemimpinan dan metode pendidikan, politik, sampai seni pendidikan (The Art of Education).
Hubungan fungsional antara
filsafat dan teori pendidikan, yaitu sebagai berikut :
a.
Filsafat,
dalam arti filosofis
merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli.
b.
Filsafat,
berfungsi sebagai pemberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
c.
Filsafat,
dalam hal ini,
filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Dari uraian di atas dapat
kita tarik suatu kesimpulan bahwa antara filsafat dan pendidikan terdapat
hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat mempunyai peranan yang
amat penting dalam suatu sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah
dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya system pendidikan.
Filsafat mempunyai pandangan
hidup yang menyeluruh dan sistematis sehingga menjadikan manusia berkembang, maka hal semacam ini telah dituangkan
dalam sistem pendidikan, agar dapat terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Penuangan pemikiran ini dituangkan dalam bentuk kurikulum. Dengan kurikulum itu
sistem pengajaranya dapat terarah, lebih dapat mempermudah para pendidik dalam
menyusun pengajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
Kurikulum
tersebut merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai itulah yang
menentukan kurikulum dan isi pendidikan yang diberikan. Dengan kurikulum dan
isi pendidikan inilah kegiatan pendidikan itu dapat dilaksanakan dengan
benar. Filsafat memiliki peranan penting dalam pembuatan kurikulum yakni memberikan arah dari tujuan pendidikan. Suatu tujuan
pendidikan yang hendak dicapai itu haruslah direncanakan dalam sebuah kurikulum.
6.
Kesimpulan
Pendidikan dalam pandangan
filosofis disini adalah pendidikan merupakan suatu system yang dalam
pelaksanaannya, perlu menggunakan filsafat sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Filsafat tersebut digunakan sebagai nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas
(karakteristik) suatu sistem pendidikan.
7.
Referensi
ü Rapar,
Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta.
Kanisius.
ü Sadulloh,
Uyoh. 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan.
Bandung. Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar